Minggu, 30 Mei 2010

Burung Belibis Yang Terbunuh

Siang itu hari tampak cerah. Angin bertiup sepoi-sepoi membuat tangan-tangan pepohonan melambai-lambai. Tampak dari kejauhan seekor burung belibis yang sedang mencari makan terbang santai berputar-putar. Kemudian dia tertarik dengan tanaman padi yang berwarna kuning emas yang terlihat melambai-lambai kepadanya, mengundang untuk berhenti sejenak makan siang. Burung Belibis memutuskan untuk mendarat. Belum sempat burung belibis mendarat, tiba-tiba dia merasa sesak dadanya. Baru tersadar ketika dia melihat sebatang anak panah menancap di dadanya. Tak ayal lagi si burung belibis jatuh ke bumi. Dalam nafas terakhirnya si belibis berucap,

”Wahai manusia kejam, kalian curi bulu-bulu kami, dan kalian kembalikan lagi kepada kami beserta kematian kami. Kejahatan kalian akan terbawa di dalam kalangan kalian sendiri. Mulai kini separuh umat manusia akan membuat senjata untuk membunuh yang separuh lagi. Dan upahnya adalah cucuran darah yang keji.”

Akhirnya si burung belibis menemui ajalnya terkena panah yang dibubuhi bulunya sendiri.
(diilhami fabel Jean de la Fontaine)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar